PelangiBlog.Com – One Piece adalah anime dan manga yang dikenal sebagai animasi aksi dan sangat kocak, di mana di kisahnya sering melibatkan pertarungan dengan beberapa aksi lucu. Ya, saya kira jika kamu juga suka One Piece, kamu mungkin juga suka dengan aksi dan kekocakkannya.
Namun, meskipun ini adalah anime dan manga aksi lucu, tetapi ada juga beberapa kisah menyentuh di dalamnya, di mana moment-moment seperti ini bisa membuat penonton atau pembaca merasa sedih bahkan mengeluarkan air mata tanpa disadari. Lalu apa saja moment-moment mengharukan itu ?
1. Luffy Menghancurkan Peta Nami dari Arlong
Nami memiliki masa lalu kelam saat ia masih kecil, ini dimulai ketika Bajak Laut Arlong menyerang desanya. Ia membunuh ibu pengasuh Nami di depan mata Nami. Tidak hanya itu, Arlong yang melihat keahlian Nami dalam membuat peta, ia memaksa Nami untuk terus membuatkan peta untuknya, Nami pun sering dipukul dan dianiyaya. Bahkan selama 8 tahun Nami terus membuat peta dan mengumpulkan uang 100 juta berry sebagai bentuk perjanjian kepada Arlong untuk melepaskan penduduk desa dari ancamannya.
Penderitaan Nami berakhir saat Luffy mengalahkan Bajak Laut Arlong. Saat itu, Luffy bertarung dengan Arlong di dalam sebuah gedung Arlong Park. Luffy melihat banyak peta dan memahami penderitaan terpendam Nami, meskipun Arlong terus menyerang Luffy, tetapi Luffy hanya fokus menghancurkan peta Nami. Saat Nami melihatnya, ia menangis bahagia karena Luffy menghancurkan kesedihan Nami, dan dengan satu serangan terakhir, Luffy benar-benar mengalahkan Arlong, kesedihan Nami pun hilang berubah menjadi bahagia.
2. Masa Lalu Niko Robin
Niko Robin juga memiliki masa lalu kelam saat ia masih kecil, ia lahir di Ohara dalam keadaan yatim piatu. Ia hidup bersama para arkeolog Ohara, yang meneliti tentang misteri “abad yang hilang” dengan mengumpulkan dan meneliti unsur-unsur arkeologi untuk mengungkap misteri kehidupan sebenarnya, Poneglyph, di mana Poneglyph sendiri memberikan informasi tentang 3 senjata pemusnah massal : Pluton, Poseidon dan Uranus.
Meskipun penelitian itu dilarang pemerintah dunia, para arkeolog Ohara mengambil resiko itu di bawah pimpinan Professor Clover. Tetapi, pemerintah pun mengetahui penelitian itu, dan akhirnya semua arkeolog Ohara dibantai. Niko Robin adalah satu-satunya orang yang tersisa, dan satu-satunya orang yang bisa membaca Poneglyph.
Kehidupan Niko Robin dilalui dengan penuh kesedihan dan kesendirian tanpa tujuan pasti. Saat pertempuran Luffy mengalahkan Crocodille, Niko Robin (sudah dewasa) bahkan putus asa dan membiarkan dirinya mati karena reruntuhan bangunan akibat pertempuran tersebut, tetapi Luffy menyelamatkannya. Tindakan Luffy tersebut membuatnya sadar untuk tetap hidup, kemudia ia memutuskan untuk menjadi salah satu krunya.
3. Persahabatan Calgara dan Montblanc Noland 400 Tahun Lalu
Calgara adalah pahlawan Shandians di Pulau Jaya. Pada saat itu, Montblanc Noland belayar di Pulau Jaya, ia mendapati banyak penduduk terkena penyakit mematikan. Mereka percaya bahwa itu adalah kutukan dewa, sehingga mereka melakukan ritual dengan mengorbankan wanita tercantik (Mousse, putri Calgara) untuk ular raksasa yang dianggap sebagai dewa.
Melihat hal itu, Montblanc Noland menentangnya dan menyelamatkan gadis itu, Mousse. Tindakan Montblanc Noland mendapat perlawanan dari suku di Pulau Jaya termasuk Calgara sendiri. Singkat cerita, ia mengetahui bahwa penyakit itu adalah demam hutan dan dapat disembuhkan. Setalah Montblanc Noland meneliti beberapa dedaunan, ia bisa menyembuhkan para suku dari penyakit.
Sejak saat itu, Calgara dan Montblanc Noland menjadi teman baik, bahkan Calgara memperlihatkan kota emas dan lonceng emas Sandora yang dilindungi para suku. Sebelum kepergiannya, Montblanc Noland menebang seluruh pohon hutan, di mana para suku percaya bahwa pohon-pohon itu yang membimbing jiwa nenek moyang mereka, ini tentu membuat Calgara dan para suku kecewa dan marah.
Singkat cerita, sebelum kepergian Montblanc Noland, Calgara diberitahu putrinya bahwa pohon-pohon itulah yang menyebabkan penyakit demam hutan. Akhirnya Calgara menemui Montblanc Noland, dari jarak jauh Calgara mengatakan sambil menangis “Kalau dia akan menunggu Noland kembali dan akan selalu membunyikan loncengnya agar tidak kehilangan arah saat badai datang”. Montblanc Noland pun berjanji akan menemui kembali.
Setelah kembali ke Kotanya, Montblanc Noland, dihukum mati karena sebuah fitnah. Setahun kemudian di Pulau Jaya, gempa bumi terjadi yang menyebabkan Pulai Jaya sampai ke Pulau Langit. Calgara dan para suku yang terluka akibat gempa terus berjuang untuk mempertahankan tanahnya dari Pulau Langit, sehingga Montblanc Noland dapat berkunjung lagi ke pulaunya. Calgara meninggal dalam pertempuran itu tanpa mengetahui nasib Montblanc Noland.
4. Pertarungan Luffy vs Usopp
Ketika berada di Water Seven, kapal Going Merry rusak parah dan tidak bisa lagi diperbaiki. Luffy kemudian ingin menggantinya, tetapi ditentang oleh Usopp. Usopp ingin mempertahankan kapalnya karena banyak kenangan indah di dalamnya. Akibatnya, konflik antara Luffy dan Ussop terjadi sampai berakhir pada pertarungan memperebutkan kapten demi Going Merry. Meskipun Luffy memenangkan pertarungan itu, ia menangis dan merasa sangat sedih karena telah menghajar Usopp, dan yang lebih sedih lagi adalah Luffy harus kehilangan Usopp sebagai krunya.
5. Pemakaman Going Merry
Going Merry adalah kapal yang memiliki banyak kenangan dalam petuangan Luffy, namun karena ia mengalami kerusakan parah dan tidak bisa diperbaiki, maka dengan terpaksa Luffy dan krunya harus melepaskkannya.
Dalam kisahnya, Going Merry berkata sambil menangis kepada para kru Mugiwara Luffy “Maafkan aku, sebenarnya aku ingin membawa kalian lebih jauh lagi. Maafkan aku sebenarnya aku ingin terus berpetualang bersama kalian. Tapi aku, bahagia..terima kasih karna telah merawatku dengan baik sampai sekarang aku sungguh bahagia berkat kalian semua”. Luffy dan para krunya juga menangis mengenang petualangan bersama kapal kesayangan mereka.
6. Misi Penyelamatan Niko Robin di Enies Lobby
Niko Robin menghianati Luffy dan teman-temannya dengan alasan ia tidak ingin membebani mereka dari kejaran angkatan laut dan CP9. Setelah Luffy mengetahui alasan itu, ia bersama krunya membulatkan tekad untuk menyelamatkan Niko Robin.
Saat itu, Niko Robin mengatakan kepada Luffy bahwa ia tidak ingin kembali menjadi kru Mugiwara Luffy. Luffy memahami peasaan sedih Niko Robin dan berteriak kepadanya, “Katakan aku ingin hidup”. Setelah beberapa teriakan Luffy, akhirnya Niko Robin mengatakan sambil menangis “Aku ingin hidup”. Mendengarnya, Luffy sangat bahagia, kebahagiaan itu ditandai dengan membakar bendera pemerintah oleh Songeking (alias Ussop) yang berarti Luffy menantang langsung pemerintah dunia.
7. Luffy Berpisah Dengan Krunya
Moment mengharukan lagi-lagi terjadi ketika Luffy bersama krunya berada di pulau Shabondy Archipelago. Saat itu mereka dihadap oleh Pacifista (Kuma Siccibukai). Dengan susah payah mereka mengalahkan Kuma, namun muncul Kuma yang lain dan beberapa admiral angkatan laut. Kuma itu menghilangkan satu persatu kru Luffy, meskipun Luffy berhasil melarikan diri tetapi ia sangat sedih dan terpukul, ia bahkan berteriak dambil menangis karena tidak mampu menyelamatkan satu orang kru saja.
8. Kematian Portgas D. Ace
Ini adalah kejadian paling mengarukan dari semua kisah One Piece, di mana Luffy sudah menyelamatkan kakaknya, Portgas D. Ace, dari hukuman mati. Tetapi di tengah usaha melarikan diri, Admiral Akainu menyerang mereka.
Saat itu, Admiral Akainu menyerang Luffy yang sudah kehabisan tenaga dalam beberapa pertempuran sebelumnya. Namun Portgas D. Ace melindungi Luffy dari pukulan maut Akainu, ini menyebabkan kematian Portgas D. Ace. Sejak saat itu, sampai beberapa hari luka di hati Luffy masih membekas, bahkan Luffyselalu mengamuk dan menghancurkan pohon dan batu tanpa henti meskipun lukanya belum sembuh.
Ia seperti orang strees karena kehilangan orang yang sangat berharga. Saat itu pula Jinbe mengatakan bahwa Luffy masih memiliki orang-orang berharga. Setelah mendengarnya, Luffy sadar bahwa masih ada orang-orang berharga di sampingnya, yaitu para krunya.
9. Kematian Sabo di Masa Kecilnya
Sabo adalah anak dari salah satu bangsawan kerajaan Goa, tetapi ia tidak menyukai kehidupan seorang bangsawan yang super ketat. Ia selalu kabur dari rumah kemudian bertemu dengan Ace dan Luffy. Di waktu kecil mereka selalu melakukan hal-hal aneh, beberapa pertengkaran kecil, dan penderitaan sebagai rakyat jelata. Mereka bertiga merasakan suka dan duka bersama, dan mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang bajak laut.
Singkat cerita, ia melakukan pelayaran seorang diri (lari dari keluarga) dengan perahu kecil, ia berpapasan dengan kapal milik Tenryubito. Ia ingin menyikngkir agar tidak tertabrak dengan kapal besar itu, namu Tenryubito merasa tersinggung karena perahu rakyat jelata berani menyeberang di hadapannya. Tanpa basa-basi, mereka meledakkan perahu kecil itu bersama Sabo di dalamnya.
Peristiwa ini membuat Luffy mengira bahwa Sabo sudah mati, tentu ia sangat sedih dan menangis, ia merasa telah kehilangan kakaknya, meskipun sebenarnya Sabo masih hidup karena diselamatkan oleh Monkey D. Dragon.
10. Doflamingo Mengambil Alih Kekuasaan Kerajaan Dressrosa dari Raja Riku
Ini juga merupakan kisah mengharukan, di mana Doflamingo mengendalikan kerajaan Dressrosa. Dengan kemampuan buah iblisnya, ia mengendalikan setiap gerakan Raja Riku dan beberapa prajurit kerajaan dengan benangnya. Para prajurit kerajaan dan juga Raja Riku menyerang dan membantai rakyat Dressrosa, padahal itu bukan kehendak Raja Riku yang sedang dikendalikan, bahkan sambil membantai pun Raja Riku menangis dan berkata bahwa ia lebih baik mati, ia ingin agar seseorang membunuhnya. Ini menyebabkan rakyat menggangap bahwa Raja Riku adalah raja yang kejam, kemudian muncullah Doflamingo yang menyelamatkan rakyat dari kekejaman Raja Riku atas manipulasi Doflamingo sendiri.
11. Kematian Scarlett dan Penderitaan Kyros
Scarlett adalah putri Raja Riku yang menikah dengan ksatria Kyros dan dianugerahi seorang putri bernama Rebecaa. Ketika penyerangan Doflamingo, kesatria Kyros menjadi mainan karena efek dari buah iblis, menjadi prajurit mainan kaki satu. Semua orang disekitarnya pun menjadi lupa padaya, bahkan Scarlett (istrinya) dan Rebecaa (putrinya). Meskipun demikian, ia masih berusaha untuk melindungi keluarga, istri dan anaknya.
Setalah dua hari melarikan diri, Rebecca merasa lapar dan meminta ibunya untuk membelikan makanan. Pada saat Scarlett ingin membelikan makanan untuk Rebecca, ia ditembak oleh Diamante, salah satu anak buah Doflamingo. Kemudian prajurit mainan datang dan mencoba menyelamatkan Scarlett, namun terlambat.
Saat sekarat, Scarlett meminta tolong kepada Prajurit kaki satu untuk menolong Rebecca dan melindunginya dari tentara Doflamingo. Prajurit mainan membawa mayat Scarlett dengan makanannya kepada Rebecca, Rebecaa pun menangis. Dalam hati, prajurit mainan menahan beban mental ini sendirian, tanpa seorang pun yang mengetahui kebenaran tentangnya sampai ini berakhir ketika Luffy mengalahkan Doflamingo.
Namun, meskipun ini adalah anime dan manga aksi lucu, tetapi ada juga beberapa kisah menyentuh di dalamnya, di mana moment-moment seperti ini bisa membuat penonton atau pembaca merasa sedih bahkan mengeluarkan air mata tanpa disadari. Lalu apa saja moment-moment mengharukan itu ?
1. Luffy Menghancurkan Peta Nami dari Arlong
Nami memiliki masa lalu kelam saat ia masih kecil, ini dimulai ketika Bajak Laut Arlong menyerang desanya. Ia membunuh ibu pengasuh Nami di depan mata Nami. Tidak hanya itu, Arlong yang melihat keahlian Nami dalam membuat peta, ia memaksa Nami untuk terus membuatkan peta untuknya, Nami pun sering dipukul dan dianiyaya. Bahkan selama 8 tahun Nami terus membuat peta dan mengumpulkan uang 100 juta berry sebagai bentuk perjanjian kepada Arlong untuk melepaskan penduduk desa dari ancamannya.
Penderitaan Nami berakhir saat Luffy mengalahkan Bajak Laut Arlong. Saat itu, Luffy bertarung dengan Arlong di dalam sebuah gedung Arlong Park. Luffy melihat banyak peta dan memahami penderitaan terpendam Nami, meskipun Arlong terus menyerang Luffy, tetapi Luffy hanya fokus menghancurkan peta Nami. Saat Nami melihatnya, ia menangis bahagia karena Luffy menghancurkan kesedihan Nami, dan dengan satu serangan terakhir, Luffy benar-benar mengalahkan Arlong, kesedihan Nami pun hilang berubah menjadi bahagia.
2. Masa Lalu Niko Robin
Niko Robin juga memiliki masa lalu kelam saat ia masih kecil, ia lahir di Ohara dalam keadaan yatim piatu. Ia hidup bersama para arkeolog Ohara, yang meneliti tentang misteri “abad yang hilang” dengan mengumpulkan dan meneliti unsur-unsur arkeologi untuk mengungkap misteri kehidupan sebenarnya, Poneglyph, di mana Poneglyph sendiri memberikan informasi tentang 3 senjata pemusnah massal : Pluton, Poseidon dan Uranus.
Meskipun penelitian itu dilarang pemerintah dunia, para arkeolog Ohara mengambil resiko itu di bawah pimpinan Professor Clover. Tetapi, pemerintah pun mengetahui penelitian itu, dan akhirnya semua arkeolog Ohara dibantai. Niko Robin adalah satu-satunya orang yang tersisa, dan satu-satunya orang yang bisa membaca Poneglyph.
Kehidupan Niko Robin dilalui dengan penuh kesedihan dan kesendirian tanpa tujuan pasti. Saat pertempuran Luffy mengalahkan Crocodille, Niko Robin (sudah dewasa) bahkan putus asa dan membiarkan dirinya mati karena reruntuhan bangunan akibat pertempuran tersebut, tetapi Luffy menyelamatkannya. Tindakan Luffy tersebut membuatnya sadar untuk tetap hidup, kemudia ia memutuskan untuk menjadi salah satu krunya.
3. Persahabatan Calgara dan Montblanc Noland 400 Tahun Lalu
Calgara adalah pahlawan Shandians di Pulau Jaya. Pada saat itu, Montblanc Noland belayar di Pulau Jaya, ia mendapati banyak penduduk terkena penyakit mematikan. Mereka percaya bahwa itu adalah kutukan dewa, sehingga mereka melakukan ritual dengan mengorbankan wanita tercantik (Mousse, putri Calgara) untuk ular raksasa yang dianggap sebagai dewa.
Melihat hal itu, Montblanc Noland menentangnya dan menyelamatkan gadis itu, Mousse. Tindakan Montblanc Noland mendapat perlawanan dari suku di Pulau Jaya termasuk Calgara sendiri. Singkat cerita, ia mengetahui bahwa penyakit itu adalah demam hutan dan dapat disembuhkan. Setalah Montblanc Noland meneliti beberapa dedaunan, ia bisa menyembuhkan para suku dari penyakit.
Sejak saat itu, Calgara dan Montblanc Noland menjadi teman baik, bahkan Calgara memperlihatkan kota emas dan lonceng emas Sandora yang dilindungi para suku. Sebelum kepergiannya, Montblanc Noland menebang seluruh pohon hutan, di mana para suku percaya bahwa pohon-pohon itu yang membimbing jiwa nenek moyang mereka, ini tentu membuat Calgara dan para suku kecewa dan marah.
Singkat cerita, sebelum kepergian Montblanc Noland, Calgara diberitahu putrinya bahwa pohon-pohon itulah yang menyebabkan penyakit demam hutan. Akhirnya Calgara menemui Montblanc Noland, dari jarak jauh Calgara mengatakan sambil menangis “Kalau dia akan menunggu Noland kembali dan akan selalu membunyikan loncengnya agar tidak kehilangan arah saat badai datang”. Montblanc Noland pun berjanji akan menemui kembali.
Setelah kembali ke Kotanya, Montblanc Noland, dihukum mati karena sebuah fitnah. Setahun kemudian di Pulau Jaya, gempa bumi terjadi yang menyebabkan Pulai Jaya sampai ke Pulau Langit. Calgara dan para suku yang terluka akibat gempa terus berjuang untuk mempertahankan tanahnya dari Pulau Langit, sehingga Montblanc Noland dapat berkunjung lagi ke pulaunya. Calgara meninggal dalam pertempuran itu tanpa mengetahui nasib Montblanc Noland.
4. Pertarungan Luffy vs Usopp
Ketika berada di Water Seven, kapal Going Merry rusak parah dan tidak bisa lagi diperbaiki. Luffy kemudian ingin menggantinya, tetapi ditentang oleh Usopp. Usopp ingin mempertahankan kapalnya karena banyak kenangan indah di dalamnya. Akibatnya, konflik antara Luffy dan Ussop terjadi sampai berakhir pada pertarungan memperebutkan kapten demi Going Merry. Meskipun Luffy memenangkan pertarungan itu, ia menangis dan merasa sangat sedih karena telah menghajar Usopp, dan yang lebih sedih lagi adalah Luffy harus kehilangan Usopp sebagai krunya.
5. Pemakaman Going Merry
Going Merry adalah kapal yang memiliki banyak kenangan dalam petuangan Luffy, namun karena ia mengalami kerusakan parah dan tidak bisa diperbaiki, maka dengan terpaksa Luffy dan krunya harus melepaskkannya.
Dalam kisahnya, Going Merry berkata sambil menangis kepada para kru Mugiwara Luffy “Maafkan aku, sebenarnya aku ingin membawa kalian lebih jauh lagi. Maafkan aku sebenarnya aku ingin terus berpetualang bersama kalian. Tapi aku, bahagia..terima kasih karna telah merawatku dengan baik sampai sekarang aku sungguh bahagia berkat kalian semua”. Luffy dan para krunya juga menangis mengenang petualangan bersama kapal kesayangan mereka.
6. Misi Penyelamatan Niko Robin di Enies Lobby
Niko Robin menghianati Luffy dan teman-temannya dengan alasan ia tidak ingin membebani mereka dari kejaran angkatan laut dan CP9. Setelah Luffy mengetahui alasan itu, ia bersama krunya membulatkan tekad untuk menyelamatkan Niko Robin.
Saat itu, Niko Robin mengatakan kepada Luffy bahwa ia tidak ingin kembali menjadi kru Mugiwara Luffy. Luffy memahami peasaan sedih Niko Robin dan berteriak kepadanya, “Katakan aku ingin hidup”. Setelah beberapa teriakan Luffy, akhirnya Niko Robin mengatakan sambil menangis “Aku ingin hidup”. Mendengarnya, Luffy sangat bahagia, kebahagiaan itu ditandai dengan membakar bendera pemerintah oleh Songeking (alias Ussop) yang berarti Luffy menantang langsung pemerintah dunia.
7. Luffy Berpisah Dengan Krunya
Moment mengharukan lagi-lagi terjadi ketika Luffy bersama krunya berada di pulau Shabondy Archipelago. Saat itu mereka dihadap oleh Pacifista (Kuma Siccibukai). Dengan susah payah mereka mengalahkan Kuma, namun muncul Kuma yang lain dan beberapa admiral angkatan laut. Kuma itu menghilangkan satu persatu kru Luffy, meskipun Luffy berhasil melarikan diri tetapi ia sangat sedih dan terpukul, ia bahkan berteriak dambil menangis karena tidak mampu menyelamatkan satu orang kru saja.
8. Kematian Portgas D. Ace
Ini adalah kejadian paling mengarukan dari semua kisah One Piece, di mana Luffy sudah menyelamatkan kakaknya, Portgas D. Ace, dari hukuman mati. Tetapi di tengah usaha melarikan diri, Admiral Akainu menyerang mereka.
Saat itu, Admiral Akainu menyerang Luffy yang sudah kehabisan tenaga dalam beberapa pertempuran sebelumnya. Namun Portgas D. Ace melindungi Luffy dari pukulan maut Akainu, ini menyebabkan kematian Portgas D. Ace. Sejak saat itu, sampai beberapa hari luka di hati Luffy masih membekas, bahkan Luffyselalu mengamuk dan menghancurkan pohon dan batu tanpa henti meskipun lukanya belum sembuh.
Ia seperti orang strees karena kehilangan orang yang sangat berharga. Saat itu pula Jinbe mengatakan bahwa Luffy masih memiliki orang-orang berharga. Setelah mendengarnya, Luffy sadar bahwa masih ada orang-orang berharga di sampingnya, yaitu para krunya.
9. Kematian Sabo di Masa Kecilnya
Sabo adalah anak dari salah satu bangsawan kerajaan Goa, tetapi ia tidak menyukai kehidupan seorang bangsawan yang super ketat. Ia selalu kabur dari rumah kemudian bertemu dengan Ace dan Luffy. Di waktu kecil mereka selalu melakukan hal-hal aneh, beberapa pertengkaran kecil, dan penderitaan sebagai rakyat jelata. Mereka bertiga merasakan suka dan duka bersama, dan mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang bajak laut.
Singkat cerita, ia melakukan pelayaran seorang diri (lari dari keluarga) dengan perahu kecil, ia berpapasan dengan kapal milik Tenryubito. Ia ingin menyikngkir agar tidak tertabrak dengan kapal besar itu, namu Tenryubito merasa tersinggung karena perahu rakyat jelata berani menyeberang di hadapannya. Tanpa basa-basi, mereka meledakkan perahu kecil itu bersama Sabo di dalamnya.
Peristiwa ini membuat Luffy mengira bahwa Sabo sudah mati, tentu ia sangat sedih dan menangis, ia merasa telah kehilangan kakaknya, meskipun sebenarnya Sabo masih hidup karena diselamatkan oleh Monkey D. Dragon.
10. Doflamingo Mengambil Alih Kekuasaan Kerajaan Dressrosa dari Raja Riku
Ini juga merupakan kisah mengharukan, di mana Doflamingo mengendalikan kerajaan Dressrosa. Dengan kemampuan buah iblisnya, ia mengendalikan setiap gerakan Raja Riku dan beberapa prajurit kerajaan dengan benangnya. Para prajurit kerajaan dan juga Raja Riku menyerang dan membantai rakyat Dressrosa, padahal itu bukan kehendak Raja Riku yang sedang dikendalikan, bahkan sambil membantai pun Raja Riku menangis dan berkata bahwa ia lebih baik mati, ia ingin agar seseorang membunuhnya. Ini menyebabkan rakyat menggangap bahwa Raja Riku adalah raja yang kejam, kemudian muncullah Doflamingo yang menyelamatkan rakyat dari kekejaman Raja Riku atas manipulasi Doflamingo sendiri.
11. Kematian Scarlett dan Penderitaan Kyros
Scarlett adalah putri Raja Riku yang menikah dengan ksatria Kyros dan dianugerahi seorang putri bernama Rebecaa. Ketika penyerangan Doflamingo, kesatria Kyros menjadi mainan karena efek dari buah iblis, menjadi prajurit mainan kaki satu. Semua orang disekitarnya pun menjadi lupa padaya, bahkan Scarlett (istrinya) dan Rebecaa (putrinya). Meskipun demikian, ia masih berusaha untuk melindungi keluarga, istri dan anaknya.
Setalah dua hari melarikan diri, Rebecca merasa lapar dan meminta ibunya untuk membelikan makanan. Pada saat Scarlett ingin membelikan makanan untuk Rebecca, ia ditembak oleh Diamante, salah satu anak buah Doflamingo. Kemudian prajurit mainan datang dan mencoba menyelamatkan Scarlett, namun terlambat.
Saat sekarat, Scarlett meminta tolong kepada Prajurit kaki satu untuk menolong Rebecca dan melindunginya dari tentara Doflamingo. Prajurit mainan membawa mayat Scarlett dengan makanannya kepada Rebecca, Rebecaa pun menangis. Dalam hati, prajurit mainan menahan beban mental ini sendirian, tanpa seorang pun yang mengetahui kebenaran tentangnya sampai ini berakhir ketika Luffy mengalahkan Doflamingo.
0 Response to "11 Moment Paling Mengharukan Dalam Kisah One Piece"
Post a Comment